Ibu
kau lah pelita hatiku, Sembilan bulan kau telah menjagaku di dalam kandunganmu,
sebelum aku lahir engkau mempertaruhkan nyawamu untuk ku dan setelah aku lahir
ke dunia ini tak hentinya kau menjagaku 24 jam tak henti-henti, menyayangiku,
memberiku makan. Memberiku ASI. Dan sampai aku sekarang umur 20 tahun kau bukan
hanya menjadi ibuku tetapi buat aku kau juga menjadi sahabat, teman curhat,
saudara. Kau lah segalanya bagiku.
Pada
saat aku belajar berjalan kau selalu memegangiku dan menjagaku bila aku
terjatuh kau dengan sigap menangkapku biaraku tida terjatuh. Aku masih ingat saat aku belajar naik sepeda
tak henti-hentinya engkau mengajariku, dan waktu aku terjatuh dari sepeda kau
bilang “ayo kamu pasti bisa! ”.
Aku
masih ingat waktu aku SD dahulu aku dikucilkan oleh teman-teman ku, di jauhi
teman-temanku, dan dimusuhi teman-temanku, engkau mengatakan kepadaku “tenang
saja nanti juga kalian kembali berteman lagi, jangan kawatir” itu kata-kata
yang tidak akan ku lupa. Aku juga ingat aku sering sekali curhat kepada mu.
Engkau sahabat dan teman curhat yang terasik, kau tidak hanya mendengarkan
curhatku tapi engkaujuga memberi nasehat pada ku. Nasehatnya tidak seperti
orangtua sampaikan kepada anaknya tetapi seperti teman yang memberi usulan atau
solusi.
Apa
yang bisa aku berikan untuk membalas semua yang telah engkau berikan 20 tahun
ini, aku juga tahu sebanyak apapun usahaku membalas semua jasa dan emua
kebaikan mu itu tak akan pernah cukup. Aku hanya bisa berdoa kepada Allah SWT
panjangkanlah umur beliau agar aku bisa membahagiakan beliau. Semoga beliau
bisa melihat aku lulus kuliah, mendapat kerja yang bagus, menikah dengan
pangeran yang mencintaiku apa adanya, menjadi keluarga SAMARA “Sakinah Mawadah
Warahmah”, mempunyai anak-anak yang lucu, sampai besar anak-anakku dan
anak-anakku menikah. Amin. Dan semoga aku bisa cepat menaikkan Ibu dan Bapak
berangkat Haji. Amin
Ribuan
kilo jalan yang kau tempuh,
Lewati rintang
untuk aku anakmu, Ibuku sayang masih terus berjalan.Walau
tapak kaki, penuh darah... penuh nanah, Seperti
udara... kasih yang engkau berikan, Tak
mampu ku membalas...ibu...ibu, Ingin
kudekat dan menangis di pangkuanmu, Sampai aku tertidur, bagai masa
kecil dulu, Lalu doa-doa baluri sekujur
tubuhku, Dengan apa membalas. Seperti udara kasih yang engkau berikan,
Tak mampu ku membalas ibu.
Kau
memberikanku hidup kau memberikanku kasih saying tulusnya
cintamu, putihnya kasih mutakkan pernah terbalaskan. Hangat
dalam dekapanmumemberikan aku kedamaianeratnya pelukmu, nikmatnya belaimutakkan
pernah terlupakan. Oh ibu terima kasihuntuk kasih sayang yang tak pernah usaitulus
cintamu takkan mampuuntuk terbalaskan. Oh ibu semoga tuhanmemberikan
kedamaian dalam hidupmuputih kasihmu kan abadidalam hidupku,ooohh putih
kasihmu kan abadidalam hidupku.
Manjanya
aku disampingmu Kau tenangkan jiwaku Setiamu pada janjimu Untuk selalu
menjagaku.
Karna tanpamu apa artinya aku Karna
tanpamu aku tak akan ada disini. Bunda
percayalah Aku akan tetap disini hanya untukmu Hingga bintang tak bersinar Hingga tak
ada lagi nyawaku ini. Kulihat cahya mu yang
tegaskan aku Bahawa kau selalu terangiku Setia mu pada janjimu Untuk selalu menjaga
ku.
Kasih
Sayang Seorang Ibu
Saat
kau berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu. Sebagai balasannya, kau
menangis sepanjang malam.
Saat
kau berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan. Sebagai
balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu.
Saat
kau berumur 3 tahun, dia memasakkan semua makananmu dengan kasih sayang. Sebagai
balasannya, kau buang piring berisi makanan ke lantai.
Saat
kau berumur 4 tahun, dia memberimu pensil berwarna. Sebagai balasannya, kau
coret-coret dinding rumah dan meja makan.
Saat
kau berumur 5 tahun, dia membelikanmu pakaian-pakaian yang mahal dan indah. Sebagai
balasannya, kau memakainya untuk bermain di kubangan lumpur dekat rumah.
Saat
kau berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah. Sebagai balasannya, kau berteriak."NGGAK
MAU!!"
Saat
kau berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola.
Sebagai balasannya, kau lemparkan bola ke jendela tetangga.
Saat
kau berumur 8 tahun, dia memberimu es krim.
Sebagai balasannya, kau tumpahkan hingga mengotori seluruh bajumu.
Saat
kau berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus bahasamu. Sebagai balasannya, kau sering bolos dan sama
sekali tidak pernah berlatih.
Saat
kau berumur 10 tahun, dia mengantarmu ke mana saja, dari kolam renang hingga
pesta ulang tahun. Sebagai balasannya,
kau melompat keluar mobil tanpa memberi salam.
Saat
kau berumur 11 tahun, dia mengantar kau dan teman-temanmu ke bioskop. Sebagai
balasannya, kau minta dia duduk di baris lain.
Saat
kau berumur 12 tahun, dia melarangmu untuk melihat acara TV khusus orang
dewasa. Sebagai balasannya, kau tunggu sampai dia di keluar rumah.
Saat
kau berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut, karena sudah
waktunya. Sebagai balasannya, kau katakan dia tidak tahu mode.
Saat
kau berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kempingmu selama sebulan
liburan. Sebagai balasannya, kau tak pernah meneleponnya.
Saat
kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu. Sebagai balasannya, kau
kunci pintu kamarmu.
Saat
kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya. Sebagai balasannya, kau
pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.
Saat
kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting. Sebagai
balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman.
Saat
kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA. Sebagai
balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.
Saat
kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus
pada hari pertama. Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu
gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.
Saat
kau berumur 20 tahun, dia bertanya, "Dari mana saja seharian ini?" Sebagai
balasannya, kau jawab,"Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan
orang!"
Saat
kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu
di masa depan. Sebagai balasannya, kau katakan,"Aku tidak ingin seperti
Ibu."
Saat
kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi.
Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali.
Saat
kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu. Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu.
Saat
kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang
rencananya di masa depan. Sebagai
balasannya, kau mengeluh,"Aduuh, bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti
itu?"
Saat
kau berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai penikahanmu. Sebagai balasannya,
kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.
Saat
kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu.
Sebagai balasannya, kau katakan padanya,"Bu, sekarang jamannya sudah
berbeda!"
Saat
kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun
salah seorang kerabat. Sebagai balasannya, kau jawab,"Bu, saya sibuk
sekali, nggak ada waktu."
Saat
kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu. Sebagai
balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal
di rumah anak-anaknya.
Dan
hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua
yang belum pernah kau lakukan, karena mereka datang menghantam HATI mu bagaikan
palu godam.