Selasa, 10 Juni 2014

IBU SEGALANYA BAGIKU



Ibu kau lah pelita hatiku, Sembilan bulan kau telah menjagaku di dalam kandunganmu, sebelum aku lahir engkau mempertaruhkan nyawamu untuk ku dan setelah aku lahir ke dunia ini tak hentinya kau menjagaku 24 jam tak henti-henti, menyayangiku, memberiku makan. Memberiku ASI. Dan sampai aku sekarang umur 20 tahun kau bukan hanya menjadi ibuku tetapi buat aku kau juga menjadi sahabat, teman curhat, saudara. Kau lah segalanya bagiku.

Pada saat aku belajar berjalan kau selalu memegangiku dan menjagaku bila aku terjatuh kau dengan sigap menangkapku biaraku tida terjatuh.  Aku masih ingat saat aku belajar naik sepeda tak henti-hentinya engkau mengajariku, dan waktu aku terjatuh dari sepeda kau bilang “ayo kamu pasti bisa! ”.

Aku masih ingat waktu aku SD dahulu aku dikucilkan oleh teman-teman ku, di jauhi teman-temanku, dan dimusuhi teman-temanku, engkau mengatakan kepadaku “tenang saja nanti juga kalian kembali berteman lagi, jangan kawatir” itu kata-kata yang tidak akan ku lupa. Aku juga ingat aku sering sekali curhat kepada mu. Engkau sahabat dan teman curhat yang terasik, kau tidak hanya mendengarkan curhatku tapi engkaujuga memberi nasehat pada ku. Nasehatnya tidak seperti orangtua sampaikan kepada anaknya tetapi seperti teman yang memberi usulan atau solusi.

Apa yang bisa aku berikan untuk membalas semua yang telah engkau berikan 20 tahun ini, aku juga tahu sebanyak apapun usahaku membalas semua jasa dan emua kebaikan mu itu tak akan pernah cukup. Aku hanya bisa berdoa kepada Allah SWT panjangkanlah umur beliau agar aku bisa membahagiakan beliau. Semoga beliau bisa melihat aku lulus kuliah, mendapat kerja yang bagus, menikah dengan pangeran yang mencintaiku apa adanya, menjadi keluarga SAMARA “Sakinah Mawadah Warahmah”, mempunyai anak-anak yang lucu, sampai besar anak-anakku dan anak-anakku menikah. Amin. Dan semoga aku bisa cepat menaikkan Ibu dan Bapak berangkat Haji. Amin

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh,  Lewati rintang untuk aku anakmu, Ibuku sayang masih terus berjalan.Walau tapak kaki, penuh darah... penuh nanah, Seperti udara... kasih yang engkau berikan, Tak mampu ku membalas...ibu...ibu, Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu, Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu, Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku, Dengan apa membalas. Seperti udara kasih yang engkau berikan, Tak mampu ku membalas ibu.

Kau memberikanku hidup kau memberikanku kasih saying tulusnya cintamu, putihnya kasih mutakkan pernah terbalaskan. Hangat dalam dekapanmumemberikan aku kedamaianeratnya pelukmu, nikmatnya belaimutakkan pernah terlupakan. Oh ibu terima kasihuntuk kasih sayang yang tak pernah usaitulus cintamu takkan mampuuntuk terbalaskan. Oh ibu semoga tuhanmemberikan kedamaian dalam hidupmuputih kasihmu kan abadidalam hidupku,ooohh putih kasihmu kan abadidalam hidupku.

Manjanya aku disampingmu Kau tenangkan jiwaku Setiamu pada janjimu Untuk selalu menjagaku. Karna tanpamu apa artinya aku Karna tanpamu aku tak akan ada disini. Bunda percayalah Aku akan tetap disini hanya untukmu Hingga bintang tak bersinar Hingga tak ada lagi nyawaku ini. Kulihat cahya mu yang tegaskan aku Bahawa kau selalu terangiku Setia mu pada janjimu Untuk selalu menjaga ku.

Kasih Sayang Seorang Ibu   




Saat kau berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu. Sebagai balasannya, kau menangis sepanjang malam. 

Saat kau berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan. Sebagai balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu. 

Saat kau berumur 3 tahun, dia memasakkan semua makananmu dengan kasih sayang. Sebagai balasannya, kau buang piring berisi makanan ke lantai. 

Saat kau berumur 4 tahun, dia memberimu pensil berwarna. Sebagai balasannya, kau coret-coret dinding rumah dan meja makan. 

Saat kau berumur 5 tahun, dia membelikanmu pakaian-pakaian yang mahal dan indah. Sebagai balasannya, kau memakainya untuk bermain di kubangan lumpur dekat rumah. 

Saat kau berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah.  Sebagai balasannya, kau berteriak."NGGAK MAU!!" 

Saat kau berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola.  Sebagai balasannya, kau lemparkan bola ke jendela tetangga. 

Saat kau berumur 8 tahun, dia memberimu es krim.  Sebagai balasannya, kau tumpahkan hingga mengotori seluruh bajumu. 

Saat kau berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus bahasamu.  Sebagai balasannya, kau sering bolos dan sama sekali tidak pernah berlatih. 

Saat kau berumur 10 tahun, dia mengantarmu ke mana saja, dari kolam renang hingga pesta ulang tahun.  Sebagai balasannya, kau melompat keluar mobil tanpa memberi salam. 

Saat kau berumur 11 tahun, dia mengantar kau dan teman-temanmu ke bioskop. Sebagai balasannya, kau minta dia duduk di baris lain. 

Saat kau berumur 12 tahun, dia melarangmu untuk melihat acara TV khusus orang dewasa. Sebagai balasannya, kau tunggu sampai dia di keluar rumah. 

Saat kau berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut, karena sudah waktunya. Sebagai balasannya, kau katakan dia tidak tahu mode. 

Saat kau berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kempingmu selama sebulan liburan. Sebagai balasannya, kau tak pernah meneleponnya. 

Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu. Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu. 

Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya. Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya. 

Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting. Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman. 

Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA. Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi. 

Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama. Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu. 

Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, "Dari mana saja seharian ini?" Sebagai balasannya, kau jawab,"Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!" 

Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan. Sebagai balasannya, kau katakan,"Aku tidak ingin seperti Ibu." 

Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi. Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali. 

Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu. Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu. 

Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan.  Sebagai balasannya, kau mengeluh,"Aduuh, bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?" 

Saat kau berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai penikahanmu. Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km. 

Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu. Sebagai balasannya, kau katakan padanya,"Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!" 

Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat. Sebagai balasannya, kau jawab,"Bu, saya sibuk sekali, nggak  ada waktu." 

Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu. Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya. 

Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena mereka datang menghantam HATI mu bagaikan palu godam.