Nama : Annisa Hani Utami
NPM : 20212960
Kelas : 1EB24
PENGARUH
KENAIKAN BARANG-BARANG KEBUTUHAN POKOK TERHADAP EKONOMI
“Kenaikan Harga
Barang-Barang Kebutuhan Pokok”
Tulisan 4
I. ABSTRAKS
Sejumlah
kebutuhan pokok di berbagai daerah selama 2 pekan ini mulai menunjukkan
kenaikan. Kebutuhan pokok, seperti beras, bawang merah dan putih, daging
dan telur ayam, gula pasir, naik sekitar 30-75%, dan yang meningkat tajam
adalah cabai keriting dan cabai merah dengan lonjakan harga hingga mencapai dua
kali lipat.
Dalam
teori ilmu ekonomi, harga merupakan salah satu faktor utama-- meskipun bukan
faktor satu-satunya--yang mempengaruhi pilihan pembeli. Harga menjadi faktor
utama pilihan pembeli semakin terlihat di antara kelompok-kelompok miskin.
Namun, harga bukan menjadi faktor utama pilihan pembeli bagi masyarakat yang
mampu/kaya. Namun, teori ini hanya berlaku bagi produk-produk di luar kebutuhan
bahan pokok. Untuk kebutuhan bahan pokok yang termasuk kebutuhan primer, akan
memiliki dampak garis lurus dengan turunnya pembelian pada kebutuhan sekunder
dan pertumbuhan ekonomi.
Dapat dikatakan bahwa:
1. Jika harga barang primer meningkat,
sementara pendapatan tetap, akan menyebabkan harga barang sekunder pun akan
meningkat.
2. Pembelian terhadap barang sekunder
pun akan menurun.
3. Perubahan harga barang konsumsi
menyebabkan tingkat substitusi (pergantian) terhadap barang konsumsi akan
berubah pula.
Untuk
poin 3, dapat dilihat kasusnya di masyarakat, di mana pada saat cabai rawit
harganya meningkat maka pedagang makanan yang banyak menggunakan cabai akan
menggantikannya dengan cabai oplosan atau mengurangi kadar cabainya.
Dengan demikian, dari penjelasan di atas, maka harga kebutuhan primer harus dikendalikan oleh pemerintah. Jika tidak, maka akan terjadi kelesuan ekonomi negara, yang berimbas pada penurunan daya saing produk lokal dan penurunan pertumbuhan ekonomi.
Dengan demikian, dari penjelasan di atas, maka harga kebutuhan primer harus dikendalikan oleh pemerintah. Jika tidak, maka akan terjadi kelesuan ekonomi negara, yang berimbas pada penurunan daya saing produk lokal dan penurunan pertumbuhan ekonomi.
II. PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Kurangnya
bahan dasar dari kebutuhan pokok masyarakat di Indonesia menjadikan harga
barang-barang pokok di Indonesia menjadi mahal sehingga masyarakat di Indonesia
sulit untuk memproduksinya. Akibatnya komsumen juga ikut merasakan dampaknya.
Selain terbatasnya bahan baku, produksi impor yang lebih mendominasi pasar juga membuat harga barang-barang pokok semakin tinggi. Sehingga banyak produsen bahan-bahan pokok gulung tikar.
Dengan adanya peristiwa ini, kami membuat sebuah karya tulis yang membahas mengenai sebab dan akibat kenaikan harga barang-barang pokok di Indonesia, mulai dari dasar sampai jatuh ke tangan konsumen.
Selain terbatasnya bahan baku, produksi impor yang lebih mendominasi pasar juga membuat harga barang-barang pokok semakin tinggi. Sehingga banyak produsen bahan-bahan pokok gulung tikar.
Dengan adanya peristiwa ini, kami membuat sebuah karya tulis yang membahas mengenai sebab dan akibat kenaikan harga barang-barang pokok di Indonesia, mulai dari dasar sampai jatuh ke tangan konsumen.
Tujuan
Pembuatan karya tulis ini adalah sebagai bentuk keprihatinan kami dengan melonjaknya harga barang-barang pokok yang berakibat pada perekonomian Indonesia. Karya tulis kami bertujuan :
1) Agar masyarakat dan para pembaca untuk memanfaatkan bahan-bahan pokok yang terdapat di dalam negeri. Karena bahan-bahan pokok seperti kedelai yang di impor mulai jarang ditemukan di dalam pasar, terutama pasar tradisional.
2) Agar masyarakat mengetahui krisis yang dialami Indonesia sekarang
3) Agar masyarakat dapat memanfaatkan bahan dasar pangan yang diperoleh dari alam dengan sebaik-baiknya.
4) Tidak merusak alam hanya untuk mendapatkan kebutuhannya
Pembuatan karya tulis ini adalah sebagai bentuk keprihatinan kami dengan melonjaknya harga barang-barang pokok yang berakibat pada perekonomian Indonesia. Karya tulis kami bertujuan :
1) Agar masyarakat dan para pembaca untuk memanfaatkan bahan-bahan pokok yang terdapat di dalam negeri. Karena bahan-bahan pokok seperti kedelai yang di impor mulai jarang ditemukan di dalam pasar, terutama pasar tradisional.
2) Agar masyarakat mengetahui krisis yang dialami Indonesia sekarang
3) Agar masyarakat dapat memanfaatkan bahan dasar pangan yang diperoleh dari alam dengan sebaik-baiknya.
4) Tidak merusak alam hanya untuk mendapatkan kebutuhannya
Manfaat
Manfaat karya tulis ini, antara lain :
1) Agar masyarakat dapat memanfaatkan bahan-bahan pokok yang tersedia dengan baik
2) Bagi pembaca agar mengerti keadaan perekonomian bangsa Indonesia saat ini
3) Bagi kami, kami dapat merasakan penderitaan yang dialami oleh masyarakat tidak mampu karena akibat langkanya bahan dasar kebutuhan mereka, hargapun naik dan mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhan.
Manfaat karya tulis ini, antara lain :
1) Agar masyarakat dapat memanfaatkan bahan-bahan pokok yang tersedia dengan baik
2) Bagi pembaca agar mengerti keadaan perekonomian bangsa Indonesia saat ini
3) Bagi kami, kami dapat merasakan penderitaan yang dialami oleh masyarakat tidak mampu karena akibat langkanya bahan dasar kebutuhan mereka, hargapun naik dan mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhan.
Rumusan masalah
Dari permaslahan tersebut, dapat ditarik beberapa rumusan masalah, antara lain:
Dari permaslahan tersebut, dapat ditarik beberapa rumusan masalah, antara lain:
1. Bagaimana caranya agar masyarakat
tidak kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari ?
2. Bagaimana caranya meningkatkan taraf
kesejahteraan masyarakat ?
3. Bagaimana caranya mengurangi jumlah pengangguran
?
4. Bagaimana caranya mengatasi permasalahan
mengenai penderita busung lapar dan gizi buruk?
5. Bagaimana caranya agar masyarakat bisa
mengomsumsi sumber pangan mereka ?
Sistematika
Pembuatan karya tulis kami yang berjudul “Naiknya Harga Barang-barang Pokok”, disusun menggunakan sistematika yang sesuai sengan ketentuan .
Pembuatan karya tulis kami yang berjudul “Naiknya Harga Barang-barang Pokok”, disusun menggunakan sistematika yang sesuai sengan ketentuan .
III. LANDASAN TEORI
Harga
adalah sejumlah uang yng ditentukan
perusahaan sebagai imbalan baran dan jasa yang diperdagangkan dan
sesuatu yang lain yang diadakan perusahaan untuk memuaskan keinginan konsumen
dan merupakan salah satu factor penting
dalam pengambilan keputusan pembelian.
Harga
adalah yang mencerminkan biaya yang sebenarnya untuk suatu kegiatan atau produk
tertentu.
Secara
spesifik pasal 1457 BW memuat pengertian tentang jual beli sebagai suatu
persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan
suatu kebendaan, dan pihak lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan.
Perceived
value adalah evaluasi menyeluruh dari kegunaan suatu produk yang didasari oleh
persepsi konsumen terhadap sejumlah manfaat yang akan diterima dibandingkan
dengan pengorbanan yang dilakukan atau secara umum dipikirkan konsumen
value(nilai).
IV. PEMBAHASAN
KENAIKAN HARGA BARANG-BARANG POKOK
Kebutuhan
barang-barang pokok di Indonesia saat ini sedang mengalami krisis, dikarenakan
harga barang-barang pokok yang melonjat naik. Sehingga masyarakat kesulitan
memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Ini merupakan hal yang harus diatasi dan
dicari jalan keluarnya. Apabila bahan-bahan dasar seperti kedelai, sagu, minyak
tangah, minyak goreng dan lain-lain akan habis suatu saat nanti, itu akan
berakibat buruk pada anak cucu kita. Mereka akan kesuliatan untuk bercocok
tanam dan meningkatkan produksi pasar tradisional karena akan terus-menerus
bergantung pada produk impor, dan tidak mau memanfaatkan sumber daya yang ada
dalam negeri, dan itu akan menimbulkan rasa malas untuk bekerja keras.
Hal
tersebut dapat diatasi dengan cara kesadaran masyarakat agar dapat memanfaatkan
kebutuhan produksi dalam negeri yang masih dapat dijangkau dari segi ekonomi.
Dari segi pertanian sebenarnya kualitas dalam negeri jauh lebih baik karena
Negara kita yang berada pada iklim tropis yang cocok ditanami apa saja. Tapi
langkanya sumber daya alam di Indonesia karena masyarakatnya sendiri yang tidak
dapat memanfaatkan dengan baik. Seandainya petani sukses dengan hasil taninya
dan masyarakat tengah atas tidak menggunakan sumber daya alam luar negeri,
mungkin Indonesia sekarang ini akan lebih makmur dan harga pasar masih relatif
normal dan terjangkau oleh masyarakat bawah.
Kenaikan
ini juga berakibat pada kesejahteraan rumah tangga yang sebelumnya dapat
memenuhi hampir semua kebutuhannya, tapi setelah langkanya bahan-bahan pokok
mereka mulai membatasinya. Dan itu sangat mengganggu ketentraman rumah
tangganya. Seharusnya masyarakat dapat mengesampingkan kebutuhan sekunder dan
tersier dan harus lebih mengutamakan kebutuhan primer yang berperan dalam
kehidupan sehari-hari. Ini merupakan suatu cara yang dapat dilakukan oleh
masyarakat.
Dampak
ini juga berlaku bagi pekerja industri. Banyak perindustrian yang memangkas
anggaran pembelian sehingga banyak pekerja yang mengalami pemutusan hubungan
kerja atau PHK. Banyaknya pengangguran akibat kenaikan barang-barang pokok
menambah ketentraman Negara Indonesia semakin sulit terwujud.
Menurut survey yang kami lakukan di pasar-pasar tradisional, kenaikan ini drastis sekali sehingga sangat merugikan bagi para produsen dan konsumen. Dapat diperkirakan kenaikan harga barang-barang pokok mencapai 50% pertahunnya. Bahkan mungkin bisa melewati lebih dari perkiraan. Angka ini akan terus meningkat dan semakin menyulitkan masyarakat Indonesia untuk mengomsumsi hasil pribumi.
Pascanaiknya harga bahan bakar minyak, harga-harga barang
kebutuhan pokok di Makassar dilaporkan naik tinggi. Kenaikannya bervariasi
sekitar Rp 100-Rp 1.000. Beberapa barang kebutuhan pokok, seperti beras,
gula pasir, terigu, minyak goreng, ikan, dan sayur-sayuran mengalami
kenaikan cukup tinggi. Ini merupakan kenaikan yang kedua karena saat BBM
belum resmi naik barang kebutuhan pokok sudah merambat naik.
Menurut survey yang kami lakukan di pasar-pasar tradisional, kenaikan ini drastis sekali sehingga sangat merugikan bagi para produsen dan konsumen. Dapat diperkirakan kenaikan harga barang-barang pokok mencapai 50% pertahunnya. Bahkan mungkin bisa melewati lebih dari perkiraan. Angka ini akan terus meningkat dan semakin menyulitkan masyarakat Indonesia untuk mengomsumsi hasil pribumi.
Pascanaiknya harga bahan bakar minyak, harga-harga barang
kebutuhan pokok di Makassar dilaporkan naik tinggi. Kenaikannya bervariasi
sekitar Rp 100-Rp 1.000. Beberapa barang kebutuhan pokok, seperti beras,
gula pasir, terigu, minyak goreng, ikan, dan sayur-sayuran mengalami
kenaikan cukup tinggi. Ini merupakan kenaikan yang kedua karena saat BBM
belum resmi naik barang kebutuhan pokok sudah merambat naik.
Beberapa
barang yang menunjukkan kenaikan cukup tinggi adalah gula pasir, terigu, beras,
dan minyak goreng kemasan. Gula pasir misalnya, yang sebelum kenaikan masih
seharga Rp 5.200 per kilogram, sehari setelah kenaikan naik menjadi Rp 5.300
per kilogram dan dua hari berikutnya naik lagi menjadi Rp 5.500 per kilogram.
Sementara
terigu yang sebelum kenaikan BBM masih dijual Rp 3.800 per kilogram saat ini
sudah naik menjadi Rp 4.500 per kilogram atau naik Rp 700. Minyak goreng
kemasan yang sebelumnya dijual Rp 6.300-Rp 6.500 per kemasan 600 ml saat ini
sudah dijual Rp 7.500. Sedangkan beras, sejak Januari lalu sudah mulai naik
dengan besaran Rp 250-Rp 500 per kilogram. Dengan kenaikan harga BBM ini,
berarti beras juga
sudah mengalami dua kali kenaikan.
Beberapa desa di Sumatera saat ini kembali menggunakan kayu bakar untuk memasak karena harga minyak tanah di kawasan itu saat ini sudah mencapai Rp 1.700 per liter. Warga yang umumnya nelayan itu mengumpulkan kayu bakar dari kawasan perkebunan kelapa yang ada di sekitar.
Inilah perbandingan kanaikan pertahunnya :
sudah mengalami dua kali kenaikan.
Beberapa desa di Sumatera saat ini kembali menggunakan kayu bakar untuk memasak karena harga minyak tanah di kawasan itu saat ini sudah mencapai Rp 1.700 per liter. Warga yang umumnya nelayan itu mengumpulkan kayu bakar dari kawasan perkebunan kelapa yang ada di sekitar.
Inilah perbandingan kanaikan pertahunnya :
Berikut
ini adalah kasus yang kami temukan tentang pengrajin tempe yang gulung tikar.
Sebut saja beliau Bapak Surahman. Beliau mengaku sudah menjadi pengrajin tempe
selama 20 tahun. Tapi 2 tahun terakhir ini beliau merasa kesulitan untuk
mendapatkan bahan baku kedelai yang biasa beliau pesan di tempat langganannya
di pasar terdekat. Diakibatkan harga kedelai melonjak drastis. Sehingga tidak
terjadi keseimbangan antara modal yang dikeluarkan dengan laba yang diperoleh.
Bapak Surahman mengadu bahwa beliau selalu mengalami kerugian setiap
memproduksi tempe. Akhirnya beliau memutuskan untuk menghentikan pekerjaannya
dan mencari pekerjaan lain.
Dapat
kita pelajari dari kasus tersebut. Bapak Surahman yang kesulitan mendapatkan
kedelai karena harga perkilonya yang mahal mengharuskan beliau untuk gulung
tikar. Bisa kita tanggapi bahwa memang benar penyebab Bapak Surahman gulung
tikar adalah bahan baku yang mahal. Tapi bisa juga itu adalah kesalahan
masyarakat sendiri yang lebih memilih untuk memenfaatkan produk impor daripada
produk local. Padahal produk local tidak kalah bagus kualitasnya. Karena
keinginan manusia yang tak terbatas dan majunya perkembangan zaman menyebabkan
mereka beralih pada hal-hal yang lebih “keren”
Beberapa penyebab pengrajin makanan
lokal gulung tikar, antara lain :
·
Kurangnya
rasa cinta produk dalam negeri
·
Gaya
hidup berubah sehingga makanan pribumi sudah jarang dikomsumsi
·
Para
petani yang gagal panen
·
Harga bahan baku mahal
·
Kurangnya pekerja
·
Busuknya makanan yang sudah siap dimanfaatkan
konsumen akibat terlalu lama disimpan
·
Malasnya para pengrajin yang bertugas untuk memproduksi
·
Berdatangan produk impor yang menyebabkan
kalah bersaing
·
Kesadaran
masyarakat kurang
Sebaiknya
pemerintah harus bertindak lebih tegas dan serius dalam menanggapi masalah ini.
Berikut adalah upaya-upaya yang mestinya dilakukan oleh pemerintah :
·
Menyediakan
lapangan pekerjaan untuk para pengrajin yang gulung tikar
·
Membatasi
produk impor ke Indonesia supaya masyarakat kembali untuk memanfaatkan hasil
pribumi
·
Lebih menungkatkan ekspor agar kualitas
Indonesia diakui oleh Negara lain. Seperti beras, ketan, kacang-kacangan,
jagung, dll.
·
Membuat
suatu lahan pertanian atau perkebunan milik Negara yang dikelola oleh petani
lokal dengan hasil berkualitas tinggi
·
Mengadakan pameran makanan di kota-kota yang
ada di Indonesia dengan tujuan untuk mengenalkan makanan khas nusantara yang
tidak diketahui masyarakat dan hamper punah
·
Menurunkan
harga pasar yang dikiranya tidak terlalu membebankan rakyat kalangan tidak
mampu agar bisa bertahan hidup
Upaya-upaya
tersebut harus secepat mungkin dilakukan. Karena produsen dan konsumenlah yang
menjadi korban. Contoh-contoh dampak dari masalah ini yang paling berat adalah
yang dirasakan oleh masyarakat tidak mampu. Mereka menderita kelaparan karena
tidak bisa membeli makanan yang mungkin harganya lebih besar daripada pendapatan
mereka sehari-hari. Busung lapar adalah ancaman yang paling menakutkan untuk
para balita yang sedang mengalami pertumbuhan. Mereka yang harusnya diberi gizi
yang cukup, bukan malah diberikan makanan yang tidak seharusnya dimakan oleh
para baliat, seperti nasi aking. Nasi aking adalah nasi basi yang dibumbui
hanya dengan garam. Nasi aking tersebut sama sekali tidak mengandung gizi.
Apakah mungkin mereka akan terus-menerus seperti itu? Bagaimana kelangsungan
bangsa Indonesia dimasa yang akan datang ?
Anak-anak yang biasa meminta dijalanan adalah termasuk kedalam dampak masalah ini. Orangtua mereka tidak mempunyai penghasilan untuk menyekolahkan anak-anaknya. Karena untuk mengisi perut mereka saja sudah kesulitan, apalagi untuk yang lain. Dan masih banyak lagi dampak negatif akibat naiknya harga barang-barang pokok.
Untuk mengatasi para penderita gizi buruk, sebaiknya ada kesadaran dari masyarakat sendiri untuk menggugah hatinya untuk memberikan sebagian dari harta mereka. Dapat dilakukan dengan cara bakti sosial dan kegiatan lainnya yang bermanfaat. Uluran tangan dari kita bagai mendapatkan intan permata bagi mereka.
Anak-anak yang biasa meminta dijalanan adalah termasuk kedalam dampak masalah ini. Orangtua mereka tidak mempunyai penghasilan untuk menyekolahkan anak-anaknya. Karena untuk mengisi perut mereka saja sudah kesulitan, apalagi untuk yang lain. Dan masih banyak lagi dampak negatif akibat naiknya harga barang-barang pokok.
Untuk mengatasi para penderita gizi buruk, sebaiknya ada kesadaran dari masyarakat sendiri untuk menggugah hatinya untuk memberikan sebagian dari harta mereka. Dapat dilakukan dengan cara bakti sosial dan kegiatan lainnya yang bermanfaat. Uluran tangan dari kita bagai mendapatkan intan permata bagi mereka.
Hal
ini pun terjadi di berbagai daerah-daerah, sebagai contoh seperti yang dialami
mayoritas anggota masyarakat lainnya yang begitu sulit mendapatkan minyak
tanah. Minyak tanah masih sangat dibutuhkan sebagian besar warga untuk memenuhi
kebutuhan pokok mereka, seperti untuk keperluan memasak sehari-hari. Walaupun
harga melonjak, mau tidak mau warga tetap harus membeli dengan harga yang
sangat tinggi, karena bagi mereka yang penting barang kebutuhan pokok tersedia.
Tidak hanya mereka yang menggunakan langsung minyak tanah untuk memasak, seperti yang umum dilakukan kaum perempuan (khususnya para ibu rumah tangga) yang merasakan imbas dari kenaikan harga harga kebutuhan pokok, tetapi pasti juga meresahkan para pencari nafkah seperti para suami yang harus berusaha lebih keras lagi untuk mendapatkan penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mungkin bukan hanya bagi mereka yang sudah berkeluarga, bagi buruh perempuan yang masih lajang pun mengalami persoalan yang sama, walaupun tingkat kebutuhannya tidak serupa. Tapi tetap saja bagi mereka yang sudah berkeluarga persoalan ini menjadi masalah yang sangat penting, belum lagi mereka harus membiayai anak-anak mereka, mulai dari kebutuhan sehari-hari hingga kebutuhan sekolah.
Setiap tahunnya kenaikan harga barang kebutuhan seperti hampir pasti selalu terjadi. Di awal tahun 2010 inipun kenaikan harga yang memberatkan rakyat sudah terjadi, mulai dari harga minyak tanah yang melonjak dan kebutuhan pokok lainnya disertai dengan kelangkaan, yang menyebabkan untuk membeli minyak tanah pun dibatasi. Ternyata tidak hanya berhenti di minyak tanah, tapi terus bergulir ke barang-barang kebutuhan pokok rakyat lainnya.
Sementara kenaikan harga ini sering sekali diharapkan bisa dibarengi oleh kenaikan upah/gaji buruh ataupun pegawai negeri sipil (PNS). Tapi ketika upah/gaji naik, ternyata tidak memecahkan masalah rakyat kecil karena akan secara bersamaan muncul akibat berupa naiknya harga harga di pasar, banyak dari para pedagang mengatakan bahwa upah/gaji naik maka harga barang barang pun ikut naik.
Imbas kenaikan harga kebutuhan barang pokok seolah menjadikan masyarakat untuk lebih pintar mengelola keuangan, mengurangi atau bahkan tidak membeli sama sekali kebutuhan-kebutuhan yang dianggap tidak penting. Masyarakat oleh berbagai nasihat yang menyikapi krisis harga ini dituntut untuk berhemat, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Contoh kenyataan ini, yaitu banyak buruh yang bekerja berdatangan dari luar kota sehingga mereka harus kost atau mengontrak rumah. Biaya sewa rumah/kost terus meningkat, ketika masyarakat terus harus menanggung dan menyesuaikan diri dengan harga-harga barang yang juga terus naik.
Mayoritas kaum buruh harus berhadapan dengan permintaan untuk membayar sewa rumah lebih banyak dari sebelumnya dengan alasan sang penyewa rumah/kost terbebani oleh kenaikan harga. Tidak bisa dipungkiri kenaikan harga-harga kebutuhan pokok berpengaruh ke berbagai harga barang dan jasa, dan yang paling merasakan kenaikan ini adalah rakyat pekerja.
Karena bila kita bandingkan para pejabat pemerintah, pemilik rumah sewa/kost, pedagang menengah, maupun para bos pabrik mempunyai penghasilan yang berlebih untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dan bila harus menghadapi kenaikan harga, mereka bisa mencari sasaran orang lain untuk menanggung beban itu. Seperti yang dibebankan oleh pemilik rumah kontrak/kost kepada rakyat pekerja buruh yang membayar sewa kepada mereka.
Tetapi mata rantai beban ini sampai pada tingkat dimana justru mereka yang paling menanggung beban dari kenaikan harga – rakyat pekerja dan kaum miskin – juga harus menanggung beban mereka yang bertanggung jawab atas kenaikan harga yaitu para bos, birokrat pemerintah yang korup dan cuma berpikir menarik rente, dan para spekulan.
Di layar kaca atau melaui media kita jumpai pula para distributor barang yang melakukan unjuk rasa terhadap kenaikan sejumlah harga, sebagai contoh tempo lalu kenaikan harga kedelai bagi para pembuat tempe, serta harga daging yang kian melonjak. Kenaikan harga bahan dasar dalam pembuatan tempe ini mempengaruhi produksi pembuatan tempe. Namun masyarakat yang kebanyakan menjadi konsumen dari barang2 tersebut dan merasakan langsung berbagai kenaikan harga barang hanya bisa sekedar protes tanpa ada sikap yang ditujukan kepada pemerintah.
Ketidakmampuan ini juga disebabkan oleh ketakutan dan kebingunan mereka tentang hak sebagai warga negara dan kewajiban pemerintah dalam kehidupan sosial sebagaimana yang diharuskan oleh cita-cita kemerdekaan Indonesia seperti yang dimandatkan oleh konstitusi negeri kita ini.
Masih sangat banyak diantara kaum buruh yang hanya bisa menerima dengan hati berat dengan kenaikan harga barang barang kebutuhan pokok, dan mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan.
Kita tidak bisa lagi mengacuhkan atau tak peduli harga-harga barang kebutuhan pokok terus dibiarkan naik seenaknya tanpa ada keputusan pengaturannya. Peran dan aturan pemerintah harus khusus bertindak hanya demi untuk melindungi masyarakat yang terus menjadi korban dalam kehidupan yang terus direpotkan oleh kenaikan harga-harga. Seperti yang terjadi sekarang bahwa setiap tahunnya harga akan naik seiring dengan adanya kenaikan upah/gaji. Mau berapa pun upah/gaji naik itu hanya percuma, jika harga-harga kebutuhan pun ikut naik maka tidak akan pernah mencukupi biaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Seharusnya pemerintah menetapkan harga yang kemudian para pedagang atau distributor tidak menaikan harga karena melihat ada kenaikan upah/gaji dari buruh ataupun pegawai negeri sipil (PNS). Kita tidak akan menemukan solusi jika pemerintah tidak tegas dalam menentukan harga-harga dan mengatur distribusi barang-barang agar tidak ada penimbunan yang akan menyebabkan harga menjadi mahal ketika terjadi kelangkaan barang dan akhirnya akan memberikan keuntungan kepada para penimbun tersebut.
Disini pemerintah mempunyai andil dalam menentukan harga pasar untuk berbagai kebutuhan pokok. Hal ini untuk menghindari adanya penjual dan kepentingan ekonomi politik yang nakal atau curang yang justru mendapatkan keuntungan bila terjadi menaikan harga seenaknya.
Masalah kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok tidak bisa dilihat sebagai sekedar masalah musiman yang sering dihadapi, terlebih jika sudah terjadi kenaikan upah dan bahan baku produksi lainnya. Saat ini sentral penyuplai kebutuhan pokok banyak dikuasai oleh pihak non pemerintah, dan ini pun menujukan bahwa pemerintah sebenarnya tidak mampu untuk mengatur berbagai kebutuhan rakyatnya, dan kenaikan harga ini selalu muncul ketika akan terjadi momentum-momentum politik seperti Pemilu, Pilgub, Pilkada.
Yang jelas memang keterlibatan rakyat pekerja dalam pemerintahan menjadi hal yang sangat penting, karena masyarakat yang ada bukan hanya dari lapisan pejabat, dan pengusaha tapi banyak pula rakyat pekerja yang sebetulnya menjadi penunjang ekonomi dan rakyat pekerja pula yang banyak menggunakan hasil-hasil dari produksi kebutuhan barang-barang pokok.
Harus kita sadari bahwa pemerintahan hari ini adalah sebuah pemerintahan yang bisa dipercaya karena jika tidak masyarakat akan mengatakan pihak pemerintah pun ikut andil dalam proses kenaikan-kenaikan harga tersebut. Jadi upaya-upaya yang dilakukan pemerintah pun dilihat merupakan upaya sesaat yang hanya menunjukan kepada masyarakat bahwa pemerintah peduli terhadap kenaikan harga barang kebutuhan pokok.
Jadi, manfaatkanlah hasil produksi dengan baik. Dan supaya masyarakat dapat membatasi kebutuhannya. Pantau terus naik-turunnya harga kebutuhan pokok, apakah stabil atau tidak. Karena kalu harga terus melambung, rakyat Indonesia tidak akan bisa memenuhi kebutuhannya selain kebutuhan pokok.
Tidak hanya mereka yang menggunakan langsung minyak tanah untuk memasak, seperti yang umum dilakukan kaum perempuan (khususnya para ibu rumah tangga) yang merasakan imbas dari kenaikan harga harga kebutuhan pokok, tetapi pasti juga meresahkan para pencari nafkah seperti para suami yang harus berusaha lebih keras lagi untuk mendapatkan penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mungkin bukan hanya bagi mereka yang sudah berkeluarga, bagi buruh perempuan yang masih lajang pun mengalami persoalan yang sama, walaupun tingkat kebutuhannya tidak serupa. Tapi tetap saja bagi mereka yang sudah berkeluarga persoalan ini menjadi masalah yang sangat penting, belum lagi mereka harus membiayai anak-anak mereka, mulai dari kebutuhan sehari-hari hingga kebutuhan sekolah.
Setiap tahunnya kenaikan harga barang kebutuhan seperti hampir pasti selalu terjadi. Di awal tahun 2010 inipun kenaikan harga yang memberatkan rakyat sudah terjadi, mulai dari harga minyak tanah yang melonjak dan kebutuhan pokok lainnya disertai dengan kelangkaan, yang menyebabkan untuk membeli minyak tanah pun dibatasi. Ternyata tidak hanya berhenti di minyak tanah, tapi terus bergulir ke barang-barang kebutuhan pokok rakyat lainnya.
Sementara kenaikan harga ini sering sekali diharapkan bisa dibarengi oleh kenaikan upah/gaji buruh ataupun pegawai negeri sipil (PNS). Tapi ketika upah/gaji naik, ternyata tidak memecahkan masalah rakyat kecil karena akan secara bersamaan muncul akibat berupa naiknya harga harga di pasar, banyak dari para pedagang mengatakan bahwa upah/gaji naik maka harga barang barang pun ikut naik.
Imbas kenaikan harga kebutuhan barang pokok seolah menjadikan masyarakat untuk lebih pintar mengelola keuangan, mengurangi atau bahkan tidak membeli sama sekali kebutuhan-kebutuhan yang dianggap tidak penting. Masyarakat oleh berbagai nasihat yang menyikapi krisis harga ini dituntut untuk berhemat, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Contoh kenyataan ini, yaitu banyak buruh yang bekerja berdatangan dari luar kota sehingga mereka harus kost atau mengontrak rumah. Biaya sewa rumah/kost terus meningkat, ketika masyarakat terus harus menanggung dan menyesuaikan diri dengan harga-harga barang yang juga terus naik.
Mayoritas kaum buruh harus berhadapan dengan permintaan untuk membayar sewa rumah lebih banyak dari sebelumnya dengan alasan sang penyewa rumah/kost terbebani oleh kenaikan harga. Tidak bisa dipungkiri kenaikan harga-harga kebutuhan pokok berpengaruh ke berbagai harga barang dan jasa, dan yang paling merasakan kenaikan ini adalah rakyat pekerja.
Karena bila kita bandingkan para pejabat pemerintah, pemilik rumah sewa/kost, pedagang menengah, maupun para bos pabrik mempunyai penghasilan yang berlebih untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dan bila harus menghadapi kenaikan harga, mereka bisa mencari sasaran orang lain untuk menanggung beban itu. Seperti yang dibebankan oleh pemilik rumah kontrak/kost kepada rakyat pekerja buruh yang membayar sewa kepada mereka.
Tetapi mata rantai beban ini sampai pada tingkat dimana justru mereka yang paling menanggung beban dari kenaikan harga – rakyat pekerja dan kaum miskin – juga harus menanggung beban mereka yang bertanggung jawab atas kenaikan harga yaitu para bos, birokrat pemerintah yang korup dan cuma berpikir menarik rente, dan para spekulan.
Di layar kaca atau melaui media kita jumpai pula para distributor barang yang melakukan unjuk rasa terhadap kenaikan sejumlah harga, sebagai contoh tempo lalu kenaikan harga kedelai bagi para pembuat tempe, serta harga daging yang kian melonjak. Kenaikan harga bahan dasar dalam pembuatan tempe ini mempengaruhi produksi pembuatan tempe. Namun masyarakat yang kebanyakan menjadi konsumen dari barang2 tersebut dan merasakan langsung berbagai kenaikan harga barang hanya bisa sekedar protes tanpa ada sikap yang ditujukan kepada pemerintah.
Ketidakmampuan ini juga disebabkan oleh ketakutan dan kebingunan mereka tentang hak sebagai warga negara dan kewajiban pemerintah dalam kehidupan sosial sebagaimana yang diharuskan oleh cita-cita kemerdekaan Indonesia seperti yang dimandatkan oleh konstitusi negeri kita ini.
Masih sangat banyak diantara kaum buruh yang hanya bisa menerima dengan hati berat dengan kenaikan harga barang barang kebutuhan pokok, dan mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan.
Kita tidak bisa lagi mengacuhkan atau tak peduli harga-harga barang kebutuhan pokok terus dibiarkan naik seenaknya tanpa ada keputusan pengaturannya. Peran dan aturan pemerintah harus khusus bertindak hanya demi untuk melindungi masyarakat yang terus menjadi korban dalam kehidupan yang terus direpotkan oleh kenaikan harga-harga. Seperti yang terjadi sekarang bahwa setiap tahunnya harga akan naik seiring dengan adanya kenaikan upah/gaji. Mau berapa pun upah/gaji naik itu hanya percuma, jika harga-harga kebutuhan pun ikut naik maka tidak akan pernah mencukupi biaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Seharusnya pemerintah menetapkan harga yang kemudian para pedagang atau distributor tidak menaikan harga karena melihat ada kenaikan upah/gaji dari buruh ataupun pegawai negeri sipil (PNS). Kita tidak akan menemukan solusi jika pemerintah tidak tegas dalam menentukan harga-harga dan mengatur distribusi barang-barang agar tidak ada penimbunan yang akan menyebabkan harga menjadi mahal ketika terjadi kelangkaan barang dan akhirnya akan memberikan keuntungan kepada para penimbun tersebut.
Disini pemerintah mempunyai andil dalam menentukan harga pasar untuk berbagai kebutuhan pokok. Hal ini untuk menghindari adanya penjual dan kepentingan ekonomi politik yang nakal atau curang yang justru mendapatkan keuntungan bila terjadi menaikan harga seenaknya.
Masalah kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok tidak bisa dilihat sebagai sekedar masalah musiman yang sering dihadapi, terlebih jika sudah terjadi kenaikan upah dan bahan baku produksi lainnya. Saat ini sentral penyuplai kebutuhan pokok banyak dikuasai oleh pihak non pemerintah, dan ini pun menujukan bahwa pemerintah sebenarnya tidak mampu untuk mengatur berbagai kebutuhan rakyatnya, dan kenaikan harga ini selalu muncul ketika akan terjadi momentum-momentum politik seperti Pemilu, Pilgub, Pilkada.
Yang jelas memang keterlibatan rakyat pekerja dalam pemerintahan menjadi hal yang sangat penting, karena masyarakat yang ada bukan hanya dari lapisan pejabat, dan pengusaha tapi banyak pula rakyat pekerja yang sebetulnya menjadi penunjang ekonomi dan rakyat pekerja pula yang banyak menggunakan hasil-hasil dari produksi kebutuhan barang-barang pokok.
Harus kita sadari bahwa pemerintahan hari ini adalah sebuah pemerintahan yang bisa dipercaya karena jika tidak masyarakat akan mengatakan pihak pemerintah pun ikut andil dalam proses kenaikan-kenaikan harga tersebut. Jadi upaya-upaya yang dilakukan pemerintah pun dilihat merupakan upaya sesaat yang hanya menunjukan kepada masyarakat bahwa pemerintah peduli terhadap kenaikan harga barang kebutuhan pokok.
Jadi, manfaatkanlah hasil produksi dengan baik. Dan supaya masyarakat dapat membatasi kebutuhannya. Pantau terus naik-turunnya harga kebutuhan pokok, apakah stabil atau tidak. Karena kalu harga terus melambung, rakyat Indonesia tidak akan bisa memenuhi kebutuhannya selain kebutuhan pokok.
Faktor-faktor
Kenaikan Harga
Kenaikan
harga sejumlah kebutuhan barang pokok pada Juli 2010 disebabkan oleh beberapa
faktor sebagai berikut:
·
Perbandingan
Supply and Demand yang tidak seimbang. Supply kebutuhan bahan pokok terganggu
oleh perubahan iklim, yaitu tingginya frekuensi hujan di bulan kemarau yang
menyebabkan para petani gagal panen. Cabai dan sayuran mengalami gagal panen di
daerah-daerah penghasil cabai dan sayuran.
·
Siklus
tahunan, Demand terhadap kebutuhan barang pokok meningkat seiring dengan
semakin dekatnya bulan puasa dan lebaran.
·
Efek
psikologis dari kenaikan TDL yang mencapai 20% untuk sektor industri.
·
Faktor lain: faktor pedagang. Kenaikan beras
misalnya, selain dipicu oleh faktor Supply and Demand, dipicu juga oleh
permainan para pedagang/tengkulak, di mana petani lebih memilih menjual ke
pasar bebas daripada ke Bulog dikarenakan harga GKP (Gabah Kering Panen) dan
GKG (Gabah Kering Giling) lebih tinggi daripada harga GKP dan GKG yang dipatok
oleh Bulog.
Langkanya
bahan kebutuhan pokok adalah salah satu masalah serius yang menimpa kondisi
ekonomi indonesia. Masalah ini akan sangat terasa sekali di saat menjelang
perayaan hari-hari besar seperti hari raya idul fitri, natal, dan hari-hari
besar lainnya.
Meskipun pemerintah terkadang melakukan razia pasar untuk terjun langsung melihat penyebab langkanya bahan kebutuhan pokok, namun tindakan ini dirasa masih jauh dari menyelesaikan masalah langkanya kebutuhan pokok itu sendiri.
Meskipun pemerintah terkadang melakukan razia pasar untuk terjun langsung melihat penyebab langkanya bahan kebutuhan pokok, namun tindakan ini dirasa masih jauh dari menyelesaikan masalah langkanya kebutuhan pokok itu sendiri.
BEBERAPA PENYEBAB MELAMBUNGNYA KEBUTUHAN POKOK
Sudah menjadi rahasia umum bahwa transportasi merupakan salah satu faktor penting dalam komposisi biaya barang kebutuhan pokok. Perubahan biaya transportasi dapat menyebabkan kenaikan harga kebutuhan pokok. Namun seberapa besar kenaikan biaya transportasi tersebut? Hal ini perlu pengaturan. Apa yang terjadi di pasar Indonesia, hal tersebut tidak sepenuhnya terkontrol dimana sistem yang ada menganut mekanisme pasar bebas. Sehingga kenaikan kebutuhan pokok dapat terjadi tanpa ada yang mengaturnya. Itulah yang dirasakan oleh masyarakat lapis bawah. Saat Inspeksi Mendadak alias sidak dilakukan oleh instansi terkait, para pedagang dengan wajah memelas memberikan harga yang murah meriah, namun pada kenyataannya dilain waktu berbeda menghadapi pembeli.
Berikut ini beberapa faktor yang dapa menyebabkan melambungnya harga bahan kebutuhan pokok nasional.
1. Inflasi
Merosotnya nilai mata uang terhadap mata uang asing menyebabkan harga import barang relatif lebih mahal dari biasanya. Hal ini dapat terjadi pada periode tertentu dimana perilaku konsumtif masyarakat mendorong untuk belanja lebih banyak dari biasanya. Contoh : pada saat menjelang hari raya Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru.
2. Banyaknya Uang Beredar
Pada saat kenaikan gaji PNS diumumkan atau gajii ke-13, maka pedagang menganggap banyak uang beredar di masyarakat sehingga pedagang mengambil kesempatan itu untuk menaikkan harga barang dan jasa.
3. Meningkatnya permintaan pada suatu jenis barang kebutuhan pokok
Biasanya hal ini terjadi pada saat menjelang hari libur keagamaan seperti menjelang Ramadan, Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha (untuk hewan kurban). Kenaikan permintaan pada momen seperti ini sebetulnya hanya kamuflase saja. Sebab pada dasarnya kebutuhan makan manusia tidak berubah sepanjang waktu, sama saja antara sebelum puasa ramadan baik selama puasa ramadan. Hanya saja kekuatiran masyarakat akan kenaikan harga barang dapat menimbulkan persepsi kekurangna stock di pasaran sehingga memborong dalam jumlah lebih banyak dari biasanya.
4. Berkurangnya pasokan bahan kebutuhan pokok
Hasil pertanian sering mengalami pasang surut dalam jumlahpasokan, terutama yang masih sangat bergantung dengan musim / alam. Oleh karena itu stabilitas harga menjadi lebih sulit terkontrol. Hal ini memerlukan suplai alternatif untuk menekan melambungnya harga bahan kebutuhan pokok.
5. Ekonomi biaya tinggi akibar birokrasi berbelit dan ketidakefisienan sistem suplai
Untuk sampainya barang kebutuhan pokok dari sentra produksi ke konsumen melewati arus logistik yang tidak pendek. Arus distribusi logistik ini menelan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi ditambah adanya birokrasi tertentu seperti pengenaan cukai dan pajak untuk jenis barang tertentu. Pengenan cukai dan pajak biasanya mempertimbangkan jenis barang dan jasa tertentu sehingga lebih berpihak pada produksi dalam negeri.
Ketidakefisienan produksi dapat menyebabkan naiknya harga kebuhan pokok. Misalnya tidak efisiennya para nelayan untuk menghasilkan tangkapan ikan sehingga memerlukan biaya yang tidak sedikit akan berbeda halnya dengan kapal-kapal besar dengan hasil tangkapan yang jauh lebih banyak, nilainya pasti berbeda.
Baru-baru ini terjadi kenaikan bawang putih dan bawang merah di dalam negeri dimana terdapat 45 kontainer pengangkut bawang merah dan bawang putih di pelabuhan Tanjung Perak tertahan tidak bisa bongkar. Kenaikan bawang putih yang terjadi akibat hal ini disebabkan importir yang tidak profesional dan tata niaga bawang putih yang buruk dari Pemerintah. Seharusnya proses tata niaga memperhatikan produksi dalam negeri dan insentif bagi petani lokal.
6. Pungli pada arus logistik barang
Dalam distribusi arus barang logistik tak jarang dijumpai adanya pihak-pihak dan oknum tertentu yang memanfaatkan situasi dengan mengambil keuntungan pribadi dengan melakukan pungutan-pungutan liar yang tidak dibenarkan oleh undang-undang dan peraturan yang berlaku. Hal ini tentu melanggar peraturan dan bisa ditindak secara hukum.
7. Penimbunan satu jenis barang oleh spekulan
Spekulan sering melakukan penimbunan barang tertentu dengan maksud untuk mengontrol harga di pasar. Hal ini harus dibasmi oleh Pemerintah sehingga masyarakat tidak dirugikan oleh oknum yang mencari keuntungan diatas penderitaan orang lain.
Barang-barang kebutuhan pokok seperti sembako, bensin, gas LPG dapat dengan mudah di'mainkan' di pasaran sebab barang ini termasuk barang yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu jika kontrol pemerintah lemah dalam hal ini, maka dapat menyebabkan beban yang besar di masyarakat. Masyarakat di daerah tertentu seperti di Sulawesi, Papua sudah tidak asing lagi membeli bbm dengan harga Rp. 10 ribu per liter dan bahkan barang lenyap dari pasaran.
Demikian beberapa penyebab melambungnya bahan kebutuhan pokok di Indonesia. Oleh karena itu para elit pejabat yang berkuasa dan elit politik harus bisa mengawasi jalannya perekonomian nasional hingga ke masyarakat paling bawah sehingga memenuhi rasa keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa transportasi merupakan salah satu faktor penting dalam komposisi biaya barang kebutuhan pokok. Perubahan biaya transportasi dapat menyebabkan kenaikan harga kebutuhan pokok. Namun seberapa besar kenaikan biaya transportasi tersebut? Hal ini perlu pengaturan. Apa yang terjadi di pasar Indonesia, hal tersebut tidak sepenuhnya terkontrol dimana sistem yang ada menganut mekanisme pasar bebas. Sehingga kenaikan kebutuhan pokok dapat terjadi tanpa ada yang mengaturnya. Itulah yang dirasakan oleh masyarakat lapis bawah. Saat Inspeksi Mendadak alias sidak dilakukan oleh instansi terkait, para pedagang dengan wajah memelas memberikan harga yang murah meriah, namun pada kenyataannya dilain waktu berbeda menghadapi pembeli.
Berikut ini beberapa faktor yang dapa menyebabkan melambungnya harga bahan kebutuhan pokok nasional.
1. Inflasi
Merosotnya nilai mata uang terhadap mata uang asing menyebabkan harga import barang relatif lebih mahal dari biasanya. Hal ini dapat terjadi pada periode tertentu dimana perilaku konsumtif masyarakat mendorong untuk belanja lebih banyak dari biasanya. Contoh : pada saat menjelang hari raya Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru.
2. Banyaknya Uang Beredar
Pada saat kenaikan gaji PNS diumumkan atau gajii ke-13, maka pedagang menganggap banyak uang beredar di masyarakat sehingga pedagang mengambil kesempatan itu untuk menaikkan harga barang dan jasa.
3. Meningkatnya permintaan pada suatu jenis barang kebutuhan pokok
Biasanya hal ini terjadi pada saat menjelang hari libur keagamaan seperti menjelang Ramadan, Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha (untuk hewan kurban). Kenaikan permintaan pada momen seperti ini sebetulnya hanya kamuflase saja. Sebab pada dasarnya kebutuhan makan manusia tidak berubah sepanjang waktu, sama saja antara sebelum puasa ramadan baik selama puasa ramadan. Hanya saja kekuatiran masyarakat akan kenaikan harga barang dapat menimbulkan persepsi kekurangna stock di pasaran sehingga memborong dalam jumlah lebih banyak dari biasanya.
4. Berkurangnya pasokan bahan kebutuhan pokok
Hasil pertanian sering mengalami pasang surut dalam jumlahpasokan, terutama yang masih sangat bergantung dengan musim / alam. Oleh karena itu stabilitas harga menjadi lebih sulit terkontrol. Hal ini memerlukan suplai alternatif untuk menekan melambungnya harga bahan kebutuhan pokok.
5. Ekonomi biaya tinggi akibar birokrasi berbelit dan ketidakefisienan sistem suplai
Untuk sampainya barang kebutuhan pokok dari sentra produksi ke konsumen melewati arus logistik yang tidak pendek. Arus distribusi logistik ini menelan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi ditambah adanya birokrasi tertentu seperti pengenaan cukai dan pajak untuk jenis barang tertentu. Pengenan cukai dan pajak biasanya mempertimbangkan jenis barang dan jasa tertentu sehingga lebih berpihak pada produksi dalam negeri.
Ketidakefisienan produksi dapat menyebabkan naiknya harga kebuhan pokok. Misalnya tidak efisiennya para nelayan untuk menghasilkan tangkapan ikan sehingga memerlukan biaya yang tidak sedikit akan berbeda halnya dengan kapal-kapal besar dengan hasil tangkapan yang jauh lebih banyak, nilainya pasti berbeda.
Baru-baru ini terjadi kenaikan bawang putih dan bawang merah di dalam negeri dimana terdapat 45 kontainer pengangkut bawang merah dan bawang putih di pelabuhan Tanjung Perak tertahan tidak bisa bongkar. Kenaikan bawang putih yang terjadi akibat hal ini disebabkan importir yang tidak profesional dan tata niaga bawang putih yang buruk dari Pemerintah. Seharusnya proses tata niaga memperhatikan produksi dalam negeri dan insentif bagi petani lokal.
6. Pungli pada arus logistik barang
Dalam distribusi arus barang logistik tak jarang dijumpai adanya pihak-pihak dan oknum tertentu yang memanfaatkan situasi dengan mengambil keuntungan pribadi dengan melakukan pungutan-pungutan liar yang tidak dibenarkan oleh undang-undang dan peraturan yang berlaku. Hal ini tentu melanggar peraturan dan bisa ditindak secara hukum.
7. Penimbunan satu jenis barang oleh spekulan
Spekulan sering melakukan penimbunan barang tertentu dengan maksud untuk mengontrol harga di pasar. Hal ini harus dibasmi oleh Pemerintah sehingga masyarakat tidak dirugikan oleh oknum yang mencari keuntungan diatas penderitaan orang lain.
Barang-barang kebutuhan pokok seperti sembako, bensin, gas LPG dapat dengan mudah di'mainkan' di pasaran sebab barang ini termasuk barang yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu jika kontrol pemerintah lemah dalam hal ini, maka dapat menyebabkan beban yang besar di masyarakat. Masyarakat di daerah tertentu seperti di Sulawesi, Papua sudah tidak asing lagi membeli bbm dengan harga Rp. 10 ribu per liter dan bahkan barang lenyap dari pasaran.
Demikian beberapa penyebab melambungnya bahan kebutuhan pokok di Indonesia. Oleh karena itu para elit pejabat yang berkuasa dan elit politik harus bisa mengawasi jalannya perekonomian nasional hingga ke masyarakat paling bawah sehingga memenuhi rasa keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Kebijakan
Pada kasus tidak seimbangnya Supply and Demand barang kebutuhan pokok di pasaran, maka logika ekonomi sederhana mengharuskan untuk meningkatkan Supply atau menekan Demand. Tetapi untuk menekan Demand sangat sulit karena terkait dengan kebutuhan masyarakat yang bersifat primer. Maka alternatifnya mau tidak mau adalah meningkatkan Supply. Namun, untuk meningkatkan pasokan kebutuhan barang pokok seringkali didekati dengan solusi reaktif yang instan, misalnya dengan membuka kran import. Jika ini yang terus dilakukan, maka kebijakan tersebut tidak akan memberikan solusi yang komprehensif.
Pada kasus tidak seimbangnya Supply and Demand barang kebutuhan pokok di pasaran, maka logika ekonomi sederhana mengharuskan untuk meningkatkan Supply atau menekan Demand. Tetapi untuk menekan Demand sangat sulit karena terkait dengan kebutuhan masyarakat yang bersifat primer. Maka alternatifnya mau tidak mau adalah meningkatkan Supply. Namun, untuk meningkatkan pasokan kebutuhan barang pokok seringkali didekati dengan solusi reaktif yang instan, misalnya dengan membuka kran import. Jika ini yang terus dilakukan, maka kebijakan tersebut tidak akan memberikan solusi yang komprehensif.
Diperlukan
solusi yang cerdas dan komprehensif terhadap masalah Supply, di antaranya:
Pertama, memberikan pendampingan/penyuluhan yang serius terhadap para petani terkait budidaya produk-produk pertanian. Pendampingan yang dimaksud dapat berupa pembekalan pengetahuan teknologi penanaman, pemeliharaan, dan antisipasi terhadap perubahan iklim. Langkah ini, dengan kondisi bumi yang terus mengalami penurunan dengan munculnya isu Global Warming yang menyebabkan iklim tidak mudah diprediksi, menjadi hal yang mutlak diperlukan. Para petani Indonesia, mayoritas masih menggunakan teknologi dan sistem penanaman tanaman yang konvensional.
Pertama, memberikan pendampingan/penyuluhan yang serius terhadap para petani terkait budidaya produk-produk pertanian. Pendampingan yang dimaksud dapat berupa pembekalan pengetahuan teknologi penanaman, pemeliharaan, dan antisipasi terhadap perubahan iklim. Langkah ini, dengan kondisi bumi yang terus mengalami penurunan dengan munculnya isu Global Warming yang menyebabkan iklim tidak mudah diprediksi, menjadi hal yang mutlak diperlukan. Para petani Indonesia, mayoritas masih menggunakan teknologi dan sistem penanaman tanaman yang konvensional.
V.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari karya tulis
diatas dapat diambil kesimpulan, diantaranya :
·
Kenaikan
harga barang-barang pokok sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat
·
Kenaikan
harga barang-barang pokok menambah beban bagi masyarakat menengah ke bawah
·
Ibu
rumah tangga kesulitan untuk mengatur kebutuhan yang harus dipenuhinya
sehari-hari dengan kebutuhan yang lain
·
Berpengaruh besar pada bidang perekonomian di
Indonesia
·
Merugikan banyak pihak
·
Kenaikan harga produk hortikultura yang
bervariasi memicu ketidakstabilan harga, khususnya bawang merah dan putih.
Sebelumnya, harga bawang merah dan bawang putih berada di kisaran Rp 16-18 ribu
per kilogram. Saat ini harga bawang putih melonjak menjadi Rp 72 ribu per kg,
sedangkan bawang merah Rp 48 ribu per kg.
·
Ada beberapa hal yang disinyalir
menjadi penyebab naiknya harga bawang yang sedang terjdi akhir-akhir ini,
diantaranya adalah sebagai berikut: Cuaca, Kurangnya pasokan dan naiknya harga
bawang di China, Pelanggaran aturan importer daan Kebijakan Pembatasan
importasi.
·
ada beberapa langkah yang perlu
dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi kenaikan harga, terutama komoditas
bawang, agar menjadi stabil yaitu Mengawasi harga agar terkendali, Penurunan
biaya sarana produksi, Edukasi terhadap konsumen lokal dan Pemanfaatan
Teknologi
·
Bahwa
jika harga naik maka permintaan pun ikut menurun dan sebaliknya bila harga
turun maka permintaan pun naik, dan disi bahwa pemerintah telah berusaha
semaksimal mungkin untuk memajukan ekonomi mikro di Indonesia ini bahwa setiap
pelaku-pelaku ekonomi mikro rumah tangga keluarga dan perusahaan bila terjadi
masalah maka peran pemerintah lah yang mencari solusinya dan disini saya bisa
memahami bahwa pemerintah adalah menjaga stabilitas ekonomi dan mengatur agar
seimbang.
VI. DAFTAR PUSTAKA