TATA KALIMAT
A. Pengertian Kalimat
Kalimat
adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu
pengertian dan pola intonasi akhir. Jika kita cermati, pada dasarnya sebuah
karangan dibentuk oleh kalimat-kalimat. Artinya, sebuah karangan akan terwujud
jika ada rangkaian kalimat. Oleh karena itu, kalimat merupakan jiwa sebuah
karangan. Lebih lengkapnya lagi, kalimat merupakan bagian terkecil dari ujaran
atau wacana yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Dalam
bentuk lisan, kalmat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri
oleh intonasi selesai, dan diikuti kesenyapan yang memustahilkan adanya
perpaduan atau asimilasi bunyi.
Widjono (2007:147) menjelaskan ciri-ciri kalimat sebagai
berikut.
Dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan diakhiri
dengan kesenyapan. Dalam bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.
Sekurang-kurangnya terdiri dari atas subjek dan prediket.
Predikat transitif disertai objek, prediket intransitif dapat
disertai pelengkap.
Mengandung pikiran yang utuh.
Mengandung urutan logis, setiap kata atau kelompok kata yang
mendukung fungsi (subjek, prediket, objek, dan keterangan) disusun dalam satuan
menurut fungsinya.
Mengandung satuan makna, ide, atau pesan yang jelas.
Dalam paragraf yang terdiri dari dua kalimat atau lebih,
kalimat-kalimat disusun dalam satuan makna pikiran yang saling berhubungan.
B. Unsur-Unsur Kalimat
Setiap
kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan
membentuk kalimat yang mengandung arti. Kelengkapan unsur kalimat tersebut akan
menentukan kejelasannya, paling tidak sebuah kalimat hendaknya memiliki subjek
dan predikat. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK:
a) Subjek / Subyek (S)
b) Predikat (P)
c) Objek / Obyek (O)
d) Pelengkap (Pel)
e) Keterangan (K)
C. Fungsi Sintaksis Dalam Kalimat
Wujud
fungsi sintaksis adalah subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel.),
dan keterangan (ket). Tidak semua kalimat harus mengandung semua fungsi
sintaksis itu. Unsur fungsi sintaksis yang harus ada dalam setiap kalimat
adalah subjek dan prediket, sedangkan unsur lainnya, yaitu objek, pelengkap dan
keterangan merupakan unsur penunjang dalam kalimat. Fungsi sintaksis akan
dijelaskan berikut ini.
1. Fungsi Subjek (S)
Dalam pola
kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat, bisa
dibilang subjek merupakan kalimat yang menjadi dasar kalimat sehingga menjadi
bagian penting sebagai pangkal pembicaraan. Fungsi subjek dalam sebuah kalimat
biasanya diketahui dengan jalan mengajukan pertanyaan: apa atau siapakah yang
dibicarakan dalam kalimat tersebut. Subjek umumnya berwujud nomina, tetapi pada
kalimat-kalimat tertentu, katagori lain bisa juga mengisi kedudukan subjek.
Contoh:
a) Neni anak yang malas
b) Anak itu belum mengerjakan tugas
c) Yang duduk di dekat pintu masuk adalah kakak saya
2. Fungsi Predikat (P)
Predikat
adalah bagian kalimat yang memberikan penjelasan tentang subjek. Predikat juga
merupakan salah satu unsur yang penting dalam kalimat. Fungsi predikat dapat
diketahui dengan jalan mengajukan pertanyaan: apa, mengapa, siapa, dan
bagaimana subjek kalimat tersebut. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa
berwujud kata atau frasa verbal, adjektival, nominal, numeral, dan
preposisional.
Perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini:
a. Ibunya guru bahasa Indonesia (P=FN)
b. Adiknya dua (P=FNum)
c. Paman ke Surabaya (P=FPrep)
d. Dia sedang belajar (P=FV)
e. Anak itu rajin sekali (P=FAdj)
3. Fungsi Objek (O)
Objek bukan
unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang
berkatagori verbal transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi
subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan
menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Fungsi objek kalimat
biasanya dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan: apa atau siapa di
belakang predikat dan apa atau siapa itu dapat menduduki bagian subjek pada
kalimat itu dipasifkan. Objek umumnya berkatagori nomina.
Berikut contoh objek dalam kalimat:
a. Yayasan Ibu Kasih menerbitkan Majalah Sastra.
b. Arman mengerjakan PR.
5. Fungsi Pelengkap (Pel)
Banyak
orang mencampuradukkan konsep objek dan pelengkap. Hal itu dapat dipahami
karena keduanya memiliki kemiripan konsep yakni keduanya sering berwujud nomina
dan menduduki tempat yang sama, yakni di belakang verba.
Contoh:
a. Seorang anak menceritakan kisah nyata yang dialaminya.
b. Seorang anak bercerita tentang kisah nyata yang
dialaminya.
Pada kedua contoh diatas tampak bahwa kisah nyata yang
dialaminya adalah frasa nominal dan ditempatkan di belakang verba menceritakan
dan bercerita. Akan tetapi, pada kalimat (a) frase nominal itu dinamakan objek
karena mengikuti verba transitif, sedangkan bagian (b) disebut pelengkap.
Contoh pelengkap verba transitif
a. Negara kita berlandaskan pancasila
b. Ika tergolong mahasiswa rajin
Seringkali pelengkap memiliki hubungan khusus dengan predikat
sehingga seolah-olah keduanya tidak dapat dipisahkan lagi. Contoh:
a. Makan waktu
b. Balik nama
c. Cuci muka
d. Naik haji
Nomina waktu, nama, muka, haji adalah pelengkap kata
sebelumnya. Karena eratnya hubungan antara pelengkap dengan predikat, kedua
kata tersebut menjadi idiom.
Persamaan dan perbedaan antara objek dan pelengkap dapat
dilihat pada table berikut:
No
|
Objek
|
Pelengkap
|
1
|
Kategori katanya nomina atau nominal.
|
Kategori katanya bisa nomina, verba, atau adjective.
|
2
|
Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa
preposisi.
|
Berada di belakang verba semitransitif dan dapat didahului
preposisi..
|
3
|
Dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
|
Tidak dapat dijadikan bentuk pasif.
|
4
|
Dapat diganti dengan –nya
|
Tidak dapat diganti dengan –nya kecuali jika didahului oleh
preposisi selain di, ke, dari, dan akan.
|
6. Fungsi Keterangan (K)
Keterangan
merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah
letak. Keterangan dapat disimpan di awal, di akhir, bahkan di tengah.
Keterangan biasanya berupa frase nominal, frase preposisional, dan frase
adverbial.
Contoh:
a. Dia membaca Al-Qur’an di musola
b. Dia membaca Al-Qur’an dengan suara syahdu
c. Dia membaca Al-Qur’an setiap hari