TUGAS I
MAKALAH BAHASA INDONESIA 2
DIKSI DAN PILIHAN KATA
Di
susun oleh :
Kelompok
3
Nama NPM
1. Annisa
Hani Utami (12345678)
2. Intan
Rismar Masyitoh (23212754)
3. Melinda
Chelviana (90123456)
3EB22
FAKULTAS EKONOMI/AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memang harus diakui, kecenderungan orang semakin mengesampingkan
pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara
pemilihan kata atau diksi. Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan
bahasa Indonesia yang baik dan yang benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik
lisan maupun tulisan, sering mengalami kesalahan dalam
penggunaan kata, frasa, paragraf, dan wacana. Agar
tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman yang baik
penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan
mungkin vital, terutama untuk menghindari kesalahpahaman
dalam berkomunikasi.
Indonesia memiliki bermacam-macam
suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga disertai dengan bermacam-macam suku bangsa
yang memiliki banyak bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa
yang digunakan juga memiliki karakter berbeda-beda sehingga penggunaan bahasa
tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu masyarakat
tersebut. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa terlepas dari berkomunikasi
dengan sesama dalam setiap aktivitas.
Dalam kehidupan bermasyarakat sering
kita jumpai ketika seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan
bicara kesulitan menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata yang kurang
tepat ataupun dikarenakan salah paham. Pemilihan kata yang tepat merupakan
sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata
atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup
bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin
disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun
juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis
pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata
yang kita pilih.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud
dengan Diksi atau Pilihan Kata ?
b. Sebutkan syarat-syarat
pemilihan kata ?
c. Bagaimana membedakan kata ilmah dan kata
populer ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Diksi
Pilihan
kata atau Diksi adalah pemilihan kata-kata tertentu untuk dipakai dalam
kalimat, alenia, atau wacana yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan.
Diksi atau
pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan
sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang
tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya.
Pemilihan kata
mengacu pada pengertian penggunaan kata-kata tertentu yang sengaja dipilih
dan digunakan oleh pengarang. Mengingat
bahwa karya fiksi (sastra) adalah dunia dalam kata, komunikasi dilakukan dan
ditafsirkan lewat kata-kata. (Nurgiyantoro 1998:290) Pemilihan kata-kata
tentunya melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk mendapatkan efek yang
dikehendaki Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang
mempengaruhi pilihan kata, diantaranya :
§ Ketepatan dalam pemilihan kata dalam
menyampaikan suatu gagasan.
§ Seorang pengarang harus mempunyai
kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan
gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai
dengan situasi dan nilai rasa bagi pembacanya.
§ Menguasai berbagai macam kosakata
dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas,
efektif dan mudah dimengerti.
Contoh Paragraf :
Liburan kali ini Aku dan teman-teman berencana untuk pergi
ke pantai. Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami
sudah disambut oleh semilir angin yang tak henti-hentinya bertiup. Ombak yang
berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami.
Kami menghabiskan waktu sepanjang hari disana, kami pulang dengan hati senang.
Fungsi Diksi
1.
Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal
2. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang
tepat
3. Menciptakan komunikasi yang baik dan
benar
4. Mencegah perbedaan penafsiran
5.
Mengefektifkan pencapaian target komunikasi
Manfaat Diksi
- Dapat membedakan secara cermat kata-kata denotatif dan konotatif, bersinonim dan hampir bersinonim, kata-kata yang mirip dalam ejaannya.
- Dapat membedakan kata-kata ciptaan sendiri dan juga kata yang mengutip dari orang yang terkenal yang belum diterima dimasyarakat. Sehingga dapat menyebabkan kontroversi dalam masyarakat.
Contoh Kalimat Diksi
§ Sejak dua tahun yang lalu ia
membanting tulang untuk memperoleh kepercayaaan masyarakat
§ Dia adalah wanita cantik
(denotatif)
§ Dia adalah wanita manis
(konotatif)
§ APBN RI mengalami kenaikan lima
belas persen (kata konkrit)
§ Kebenaran (kata abstrak) pendapat
itu tidak terlalu tampak
B.
Syarat-Syarat Pemilihan Kata
1.
Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna dalam
alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan
apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang terkandung sebuah kata
secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata
makan misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan
ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif. Makna konotatif
adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial,
sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna
konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul.
Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil
mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil berarti juga
jamban (konotatif).
2.
Makna Umum dan Khusus
Kata
umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang-lingkupnya. Makin luas
ruang-lingkup suatu kata, maka makin umum sifatnya. Makin
umum suatu kata, maka semakin
terbuka kemungkinan terjadinya salah paham dalam pemaknaannya. Makin sempit
ruang-lingkupnya, makin khusus sifatnya sehingga makin
sedikit kemungkinan terjadinya salah
paham dalam pemaknaannya, dan makin mendekatkan penulis pada pilihan kata
secara tepat.
3.
Kata abstrak dan kata konkret
Kata
yang acuannya semakin mudah diserap panca-indra disebut kata konkret, seperti
meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Jika acuan sebuah kata
tidak mudah diserap panca-indra, kata itu disebut kata abstrak, seperti gagasan
dan perdamaian. Kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang sifat
teknis dan khusus. Akan tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral atau
dihambur-hamburkan dalam suatu karangan. Karangan tersebut dapat menjadi samar
dan tidak cermat.
4.
Sinonim
Sinonim
adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi
bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau
kemiripan. Kita ambil contoh cermat dan cerdik kedua kata itu bersinonim,
tetapi kedua kata tersebut tidak persis sama benar.
5.
Kata Ilmiah dan kata popular
Kata
ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum terpelajar,
terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah, pertemuan-pertemuan resmi, serta
diskusi-diskusi khusus. Yang membedakan antara kata ilmiah dengan kata populer
adalah bila kata populer digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Jadi,
kata-kata ilmiah digunakan pada tulisan-tulisan yang berbau pendidikan juga
terdapat pada penulisan artikel, karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi,
tesis maupun desertasi.
Sebelum menentukan pilihan kata,
penulis harus memperhatikan dua hal pokok, yakni masalah makna dan relasi
makna, Makna sebuah kata / sebuah kalimat merupakan makna yang tidak selalu
berdiri sendiri. Adapun makna menurut (Chaer, 1994: 60) terbagi atas beberapa
kelompok, yaitu :
1. Makna
Leksikal : makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil
observasi alat indera / makna yg sungguh-sungguh nyata dlm kehidupan kita.
Contoh: Kata tikus, makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan
timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam kucing).
2. Makna
Gramatikal : untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna
gramatikal, untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan proses
reduplikasi seperti kata: buku yg bermakna “sebuah buku,” menjadi buku-buku
yang bermakna “banyak buku”.
3. Makna
Referensial dan Nonreferensial : Makna referensial & nonreferensial
perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya referen dari kata-kata itu. Maka
kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh
kata itu. Kata bermakna referensial, kalau mempunyai referen, sedangkan kata
bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki referen. Contoh: Kata meja dan
kursi (bermakna referen). Kata karena dan tetapi (bermakna
nonreferensial).
DAFTAR
PUSTAKA
Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya
Bahasa. Jakarta : Gramedia. 2006.
makasih artikelnya sangat bermanfaat. Kalau ada waktu baca juga Makalah Bahasa Indonesi 'Diksi atau Pemilihan Kata.
BalasHapussalam kenal.